Langsung ke konten utama

Sadar Diri, Sebelum Memantaskan Diri

Jangan sibuk menghambakan diri pada orang lain. Sebab ukuran kebahagiaan itu bukan pada orang lain, namun kita yang menentukan dan kita pula yang memolesnya dalam torehan realitas.

Jangan sekali-kali memantaskan diri pada ukuran orang lain, sehingga kita selalu menakar dan melegalkan cara yang tak pantas dengan sesuatu yang bertabrakan dengan hati. Karena turbulensi akan rasa ini menodai kemurnian dari hati. 

Potensi dan kekuatan kita teramat miris bila selalu berkiblat pada hal yang jauh dari kepakan kemurnian rasa. Ukuran ideal bukan menghambakan diri pada sesama manusia, karena ketukan keseimbangan suatu hubungan bukan antara budak dan majikan.

Elemen keanggunan dan keharmonisan hidup adalah ketika timbangan melahirkan  kesetaraan. Dalam menapaki hidup, kita perlu memoles indahnya kuncup yang merekah dan yang tengah bersemi.

Terkadang realitas begitu menohok di pusaran badai kepentingan yang tidak seimbang. Sehingga tensi yang tercipta bermain dalam kisaran kuasa dan penindasan.

Lahirnya hubungan yang tidak simetris akan melahap dan memangkas hakikat dari kehidupan yang ada. Padahal entitas kehidupan lahir dari pola keseimbangan. Ada malam, pasti ada siang. Ada kesedihan, maka akan ada pula kebahagiaan. 

Hubungan yang ideal tentunya saling mengerti dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing aktor dalam memahat realitas.

Setiap aktor harus saling berangkulan satu sama lain, sehingga konstruksi sosial dapat terbentuk dengan apik dalam menjalankan perannya masing-masing. 

Kokohnya pondasi hubungan terletak dari nilai konektivitas yang beralas saling percaya dan saling ketergantungan antara para pembentuk realitas yang ada.

Kokohnya suatu realitas dalam sistem sosial diciptakan melalui interaksi timbal balik yang menghasilkan sistem nilai dan keyakinan. 

Sistem nilai dan keyakinan tersebut apabila dilakonkan secara masif dan ditopang dengan elemen pendukung dari realitas, maka akan menjelma menjadi suatu konstruksi sistem yang elegan.

Sudah selayaknya memanusiakan manusia dalam suatu hubungan akan lebih memudahkan terbentuknya keseimbangan sosial.

Menjaga keutuhan suatu hubungan dengan tidak memperbudak dan mengeksploitasi adalah suatu dentuman keharusan untuk terciptanya suatu keindahan dalam kehidupan.

Untuk melenggangkan suatu keharmonisan kehidupan, benih awal yang harus ditanam adalah kepercayaan itu sendiri dan muaranya dari diri kita.

Membuat sesuatu yang dilakukan menjadi lebih baik adalah dengan menanamkan kepercayaan dalam diri pribadi, sehingga akan terlahir nuansa ketergantungan yang positif.

Seperti benih memerlukan tanah yang lembut untuk menumbuhkan tanaman. Selayaknya pula pembentukan kekuatan sosial yang harmonis membutuhkan sikap saling percaya dan menghargai satu dengan yang lainnya. Demi terwujudnya suatu tatanan yang sejuk dan dinamis ke depannya.

Jangan memperbudak satu sama lain dengan dalil kuasa yang kita miliki, apalagi menghalalkan cara karena memiliki sedikit amanah untuk memegang kuasa. Kekuatan alam tidak akan pernah mengetuk dua kali.

Jika suatu sistem tidak seperti yang engkau harapkan, bisa jadi ada yang salah dari caramu meretas kehidupan. Seperti itu pula dalam menjelajah suatu pola hubungan, perlakuanmu adalah pilihan untuk ditinggalkan di kemudian hari.

Jalin kesantunan dalam hidup dengan menjadi pelita bagi sesama. Jangan padamkan cahaya bagi orang lain.

Tempatkan sesama manusia dengan hakikat kemanusiaannya. Tegakkan kesantunan dan perelok dengan rasa respek dalam suatu hubungan. Sebab puncak dari titik kekecewaan adalah lahirnya sikap tidak peduli lagi dengan keberadaanmu.

Baca juga : Sadar Diri

Penulis : Askarim
Editor : Irfani Sakinah ; Uli’ Why
Ilustrasi : Yati Paturusi
Gambar : canva.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Lagu Ribas Lelaki Yang Menangis

Lagu Ribas berjudul lelaki yang menangis dirilis tahun 2003. Lagu ini cukup populer di kalangan generasi 90-an. Penyanyi bernama lengkap Mohammad Ridha Abbas ini juga menyelipkan lirik berbahasa Bugis di antara lagunya. Sebagai putera kelahiran Pare-pare, Ribas nampaknya ingin mengeksplorasi budaya Bugis lewat syair yang ia tulis. Banyak yang penasaran dengan arti lirik Bugis tersebut. Apa maknanya? Simak penjelasan berikut. Arti Lirik Bugis La Ribas, mageni muterri Sierang iya de’na wengka usailaiko (Ribas, kenapa engkau menangis Sedang aku tak pernah meninggalkanmu) La Ribas, mageni muterri Sierang iya lona rewe, namo depa wissengi (Ribas, kenapa engkau menangis, sedang aku sudah mau pulang, namun aku belum tahu) Penjelasan Dalam Bahasa Bugis La adalah kata sandang untuk panggilan anak lelaki dan pada perempuan menggunakan kata (i) Contoh : La Baco (dia lelaki) dan I Becce (dia perempuan) Ko dan mu adalah klitika dalam dialeg Sulawesi Selatan yang artinya kamu Contoh : Usailak...

Peduli Itu Ada Aksi

Peduli itu ada aksi Bukan sekadar susunan diksi Penyemangat menyentuh hati Cuma berbasa-basi Ingin keadaan berubah lakukan usaha bukan mengkhayal dan berwacana saja berharap keajaiban dari Allah Kamu punya mimpi ajak kawan berdiskusi cari solusi ikut berkontribusi bukan cuma nunjuk jari berlagak bossy Peduli itu meluangkan waktu melakukan sesuatu ikut bantu Jaman sudah canggih Tinggal mainkan jemari Klik share, like, bantu promosi Aksi kecil tapi berarti Baca juga : Wahai Pengumbar Mimpi Penulis & Ilustrasi : Uli’ Why Gambar : yukbisnis.com

Qinan Rasyadi, Sabet Juara & Kejar Cita-Cita Lewat Kimia

Cita-cita boleh berubah, tapi usahanya harus tetap sama. Dulu pengen jadi pengusaha, sekarang “ engineer ” di depan mata. *** Muhammad Qinan Rasyadi, pemuda asal Makassar kelahiran 2006 ini baru saja lulus SMA. Dalam acara penamatan siswa yang digelar secara hybrid di Ruang Saji Maccini Baji, Kompleks SMAN 5 Gowa (Smudama) pada Rabu (22/05/2024), Qinan diganjar penghargaan Sakura Prize . Sakura Prize adalah penghargaan tahunan berupa plakat dan beasiswa tunai dari alumni Smudama Jepang. Serupa dengan Sakura Prize tahun 2022 dan 2023, tahun ini pun beasiswanya Rp. 3.000.000. Awalnya berseragam putih abu-abu, Qinan harus menjalani sekolah online selama satu semester di tengah pandemi Covid-19 . Baru pada Januari 2022, ia masuk asrama Smudama. Sekolah offline rupanya membuat Qinan makin giat belajar. Sejumlah prestasi berhasil ditorehkan selama menjadi siswa Smudama. Ia juga turut mewakili Sulawesi Selatan dalam ajang olimpiade sains tingkat nasional pada tahun 2022 dan 20...