Langsung ke konten utama

Biarkan Mereka Memilih Warna, Jangan Kebiri Hidupnya

Kehidupan selalu menawarkan keutuhan rasa yang berbeda. Ada siang, ada malam, dan rotasi itu berputar pula pada kisaran hubungan yang terbentuk. Semakin meluasnya pola relasi yang kita bentuk maka semakin menjadi penanda Anda merupakan bagian dari sistem yang ada. Maka, sudah menjadi keharusan kita menjaring relasi dengan saling mengenal satu sama lain. Eratnya hubungan yang terbentuk akan menjadi suatu alarm untuk lebih bijak dalam mengarungi realitas yang ada.

Semakin erat koneksitas terbentuk akan bermuara pada titik kepercayaan satu sama lain. Hal ini berlaku surut pula pada kualitas hubungan antara guru dan orang tua siswa. Sebab tanggung jawab besar bukan hanya terletak pada pundak sang gurunya, akan tetapi jalinan hubungan yang elegan harus melibatkan semua stakeholder yang ada. Sehingga koneksitas mampu tertaut dengan kesantunan dan keberhasilan dalam membangun generasi yang baik ke depannya.

Salah satu momen yang tak bisa kita kebiri dengan lantang adalah bagaimana komunikasi antara sang guru dengan orang tua siswa dalam rangkaian acara pembagian raport. Walaupun tanpa embel-embel seremonial, namun kekuatan ini akan menjadi suatu hal yang sangat berarti bagi guru dan orang tua siswa untuk saling mengenal dan menjaring koneksitas produktif bagi para siswa.

Bukankah kualitas anak yang hebat dimulai dari sehatnya lingkungan yang ada, rumah mampu menjadi sandaran kenyamanan bagi anak, dan sisi lainnya sekolah tentunya menjadi taman belajar yang edukatif untuk peningkatan kualitas diri bagi alam berpikir dan bertindak bagi mereka. Maka mari jaring dan semai koneksitas produktif yang ada sehingga generasi hebat dan emas akan menjadi nyata di kemudian hari.

Sebab lahirnya generasi yang gemilang, dimulai dari rahim keluarga yang hebat kemudian ditunjang oleh lingkungan keberadaan anak yang mendukung, salah satunya adalah tempat mereka menuntut ilmu, yaitu sekolahnya. Mari merangkai cerita keindahan dan keberhasilan dengan saling menjaga kualitas generasi hebat dan gemilang ke depannya. 

Dalam membangun sistem yang elok, diperlukan komunikasi untuk mencapai kebahagiaan bersama, termasuk dengan anak-anak kita. Orang tua acap kali berdalih bahwa mereka ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya,  namun terkadang mereka lupa apakah kebaikan itu dinikmati sang anak atau tidak. Maka, eratkan hubungan yang harmonis dengan saling memahami dan mampu membuat koneksitas dengan lingkungan keberadaannya.

Salah satu rangkaian yang elegan dan produktif untuk menjaga keberhasilan anak kita adalah dengan saling menautkan mereka yang ada di sekitar anak kita, salah satunya adalah guru mereka. 

Biarkan anak-anak tumbuh menjadi apa yang mereka inginkan tugas kita mengarahkan dan membimbing mereka dengan kesantunan jiwa. Toh, pilihan hidup itu ada pada mereka, biarkan mereka memilih warna apa yang mereka inginkan. Selagi pilihan mereka positif, dukung saja.

Penulis : Askarim
Editor : Faudzan Faudzan
Ilustrasi : Yati Paturusi
Gambar: canva.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Lagu Ribas Lelaki Yang Menangis

Lagu Ribas berjudul lelaki yang menangis dirilis tahun 2003. Lagu ini cukup populer di kalangan generasi 90-an. Penyanyi bernama lengkap Mohammad Ridha Abbas ini juga menyelipkan lirik berbahasa Bugis di antara lagunya. Sebagai putera kelahiran Pare-pare, Ribas nampaknya ingin mengeksplorasi budaya Bugis lewat syair yang ia tulis. Banyak yang penasaran dengan arti lirik Bugis tersebut. Apa maknanya? Simak penjelasan berikut. Arti Lirik Bugis La Ribas, mageni muterri Sierang iya de’na wengka usailaiko (Ribas, kenapa engkau menangis Sedang aku tak pernah meninggalkanmu) La Ribas, mageni muterri Sierang iya lona rewe, namo depa wissengi (Ribas, kenapa engkau menangis, sedang aku sudah mau pulang, namun aku belum tahu) Penjelasan Dalam Bahasa Bugis La adalah kata sandang untuk panggilan anak lelaki dan pada perempuan menggunakan kata (i) Contoh : La Baco (dia lelaki) dan I Becce (dia perempuan) Ko dan mu adalah klitika dalam dialeg Sulawesi Selatan yang artinya kamu Contoh : Usailak...

Peduli Itu Ada Aksi

Peduli itu ada aksi Bukan sekadar susunan diksi Penyemangat menyentuh hati Cuma berbasa-basi Ingin keadaan berubah lakukan usaha bukan mengkhayal dan berwacana saja berharap keajaiban dari Allah Kamu punya mimpi ajak kawan berdiskusi cari solusi ikut berkontribusi bukan cuma nunjuk jari berlagak bossy Peduli itu meluangkan waktu melakukan sesuatu ikut bantu Jaman sudah canggih Tinggal mainkan jemari Klik share, like, bantu promosi Aksi kecil tapi berarti Baca juga : Wahai Pengumbar Mimpi Penulis & Ilustrasi : Uli’ Why Gambar : yukbisnis.com

Qinan Rasyadi, Sabet Juara & Kejar Cita-Cita Lewat Kimia

Cita-cita boleh berubah, tapi usahanya harus tetap sama. Dulu pengen jadi pengusaha, sekarang “ engineer ” di depan mata. *** Muhammad Qinan Rasyadi, pemuda asal Makassar kelahiran 2006 ini baru saja lulus SMA. Dalam acara penamatan siswa yang digelar secara hybrid di Ruang Saji Maccini Baji, Kompleks SMAN 5 Gowa (Smudama) pada Rabu (22/05/2024), Qinan diganjar penghargaan Sakura Prize . Sakura Prize adalah penghargaan tahunan berupa plakat dan beasiswa tunai dari alumni Smudama Jepang. Serupa dengan Sakura Prize tahun 2022 dan 2023, tahun ini pun beasiswanya Rp. 3.000.000. Awalnya berseragam putih abu-abu, Qinan harus menjalani sekolah online selama satu semester di tengah pandemi Covid-19 . Baru pada Januari 2022, ia masuk asrama Smudama. Sekolah offline rupanya membuat Qinan makin giat belajar. Sejumlah prestasi berhasil ditorehkan selama menjadi siswa Smudama. Ia juga turut mewakili Sulawesi Selatan dalam ajang olimpiade sains tingkat nasional pada tahun 2022 dan 20...