Langsung ke konten utama

Unlimited Friendship: Sahabat Rasa Saudara

If a friendship lasts longer than 7 years, psychologists say it will last a lifetime“

Unknown

Apakah kalian setuju dengan pandangan ini?
Walaupun tak tahu, apakah sudah ada penelitian khusus untuk membuktikannya. Namun, aku menemukan kebenaran dalam quote itu setelah tertakdir menjadi bagian dari Atlantis 13.
Sahabat rasa saudara di rumah Smudama.

Atlantis (Angkatan 13 Smudama) yang memiliki tagline unlimited friendship. Sungguh berani menggunakan kata unlimited ketika tahu bahwa segala sesuatu sejatinya limited kecuali atas kehendak Yang Maha Pencipta. Namun, tagline itu mewujud menjadi sebuah cita-cita mulia yang mengikat hati dan terpatri dalam jiwa para insan yang menggenggamnya. Hingga kemudian menjadikan raga-raga mereka terus berjuang untuk bertemu meski jarak dan waktu dengan setia mengujinya.

Semangat unlimited friendship menjadikan para Atlantiser menjadi kawan rasa sahabat dan teman rasa saudara. Tidak senantiasa bersama, namun terasa selalu ada. Seangkatan yang semoga senantisa dibersamakan dalam langkah-langkah kebaikan.

Di tahun 2021, dimana beberapa bulan lagi Atlantis akan memasuki usianya yang ke-13 tahun. Tentunya batas 7 tahun sudah terlampaui. Sebuah perjalanan kebersamaan yang tak singkat, dimana 3 tahun pertama bersama di Smudama adalah pondasinya. Berisi tentang begitu banyak kenangan tak terlupakan. Kenangan yang dengan sendirinya memupuk tagline unlimited friendship sebagai ikatan sahabat rasa saudara.

Mulai dari MOS dengan winning eleven-nya. LDK dengan segala ketegangan dan skenario-nya. Paskib dengan lelah-letih latihannya. Baksos pertama dengan indahnya Bira dan tragedi busnya. Pagel dengan pernak-pernik tantangannya mulai dari mencari dana, panggung, latihan, hingga keberhasilannya.

Masa kelas dua dengan kesibukan organisasi, belajar untuk olimpiade, dinas luar untuk lomba, sampai latihan untuk penilaian praktek kesenian di perpustakaan. Porseni pun berkesan dengan semua keunikannya. Tak ketinggalan, perayaan ultah Atlantis dengan menyalakan kembang api atau pertandingan bola pakai daster yang iconic.

Hingga kelas tiga yang ditutup dengan banyak persiapan menuju perpisahan, yang membuat kita lebih memaknai tiap-tiap waktu bersama. Persiapan UN, baksos dan darwis terakhir, malam mepes, menjadi yang dipagel-kan, sampai acara perpisahan resmi, dan masih banyak lagi memori tentang “Kita” yang akan senantiasa terpatri dalam benak.

Setelah luluspun, kebersamaan itu tak usai. Selain peringatan milad Atlantis di setiap tahunnya, Atlantis Charity juga menjadi titik temu tuk mengobati rindu. Tak lupa pula momen jalan-jalan bareng, seperti Atlantis road to Soppeng, Bara di Bira sampai Toraja. Semoga pandemi segera berakhir dan kita bisa berkumpul lagi untuk memeriahkan acara tahunan kita.

Waktu terus bergulir dan kian menambah deretan kenangan yang diukir bersama hingga rasanya laman ini tak akan cukup jika kutulis semuanya dengan lebih detail lagi. Maka, hanya satu harapku, semoga persaudaraan dan kebersamaan dalam kebaikan yang panjang ini, senantiasa terikat bahkan hingga ke Surga yang bahkan belum terlihat.

Atlantis, “Sahabatku, you are always in my heart.“

Akronim:
MOS: Masa Orientasi Siswa
LDK: Latihan Dasar Kepemimpinan
Paskib: Pasukan Pengibar Bendera di Acara 17 Agustusan (tingkat Desa)
Baksos: Bakti Sosial
Pagel: Pagelaran Seni, umumnya dilakukan sebagai persembahan dari siswa kelas 1 dan 2 untuk siswa kelas 3 yang tidak lama lagi akan meninggalkan asrama setelah lulus Ujian Nasional
Porseni: Pekan Olahraga dan Seni
UN: Ujian Nasional
Darwis: Darma Wisata
Malam Mepes: Malam Menebar Pesona, semacam pesta kostum ala Smudama. Ajang di mana untuk terakhir kalinya siswa kelas 3 akan “melanggar” segala aturan berpakaian Smudama yang cukup ketat dan bersenang-senang untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan asrama dan sekolah.

Baca juga : Rumah Andalan
celotehanakgunung.com/rumah-andalan/

Penulis : Ana Ainul Syamsi
Gambar : Doc Atlantis Smudama
Editor: Faudzan Farhana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Lagu Ribas Lelaki Yang Menangis

Lagu Ribas berjudul lelaki yang menangis dirilis tahun 2003. Lagu ini cukup populer di kalangan generasi 90-an. Penyanyi bernama lengkap Mohammad Ridha Abbas ini juga menyelipkan lirik berbahasa Bugis di antara lagunya. Sebagai putera kelahiran Pare-pare, Ribas nampaknya ingin mengeksplorasi budaya Bugis lewat syair yang ia tulis. Banyak yang penasaran dengan arti lirik Bugis tersebut. Apa maknanya? Simak penjelasan berikut. Arti Lirik Bugis La Ribas, mageni muterri Sierang iya de’na wengka usailaiko (Ribas, kenapa engkau menangis Sedang aku tak pernah meninggalkanmu) La Ribas, mageni muterri Sierang iya lona rewe, namo depa wissengi (Ribas, kenapa engkau menangis, sedang aku sudah mau pulang, namun aku belum tahu) Penjelasan Dalam Bahasa Bugis La adalah kata sandang untuk panggilan anak lelaki dan pada perempuan menggunakan kata (i) Contoh : La Baco (dia lelaki) dan I Becce (dia perempuan) Ko dan mu adalah klitika dalam dialeg Sulawesi Selatan yang artinya kamu Contoh : Usailak...

Peduli Itu Ada Aksi

Peduli itu ada aksi Bukan sekadar susunan diksi Penyemangat menyentuh hati Cuma berbasa-basi Ingin keadaan berubah lakukan usaha bukan mengkhayal dan berwacana saja berharap keajaiban dari Allah Kamu punya mimpi ajak kawan berdiskusi cari solusi ikut berkontribusi bukan cuma nunjuk jari berlagak bossy Peduli itu meluangkan waktu melakukan sesuatu ikut bantu Jaman sudah canggih Tinggal mainkan jemari Klik share, like, bantu promosi Aksi kecil tapi berarti Baca juga : Wahai Pengumbar Mimpi Penulis & Ilustrasi : Uli’ Why Gambar : yukbisnis.com

Qinan Rasyadi, Sabet Juara & Kejar Cita-Cita Lewat Kimia

Cita-cita boleh berubah, tapi usahanya harus tetap sama. Dulu pengen jadi pengusaha, sekarang “ engineer ” di depan mata. *** Muhammad Qinan Rasyadi, pemuda asal Makassar kelahiran 2006 ini baru saja lulus SMA. Dalam acara penamatan siswa yang digelar secara hybrid di Ruang Saji Maccini Baji, Kompleks SMAN 5 Gowa (Smudama) pada Rabu (22/05/2024), Qinan diganjar penghargaan Sakura Prize . Sakura Prize adalah penghargaan tahunan berupa plakat dan beasiswa tunai dari alumni Smudama Jepang. Serupa dengan Sakura Prize tahun 2022 dan 2023, tahun ini pun beasiswanya Rp. 3.000.000. Awalnya berseragam putih abu-abu, Qinan harus menjalani sekolah online selama satu semester di tengah pandemi Covid-19 . Baru pada Januari 2022, ia masuk asrama Smudama. Sekolah offline rupanya membuat Qinan makin giat belajar. Sejumlah prestasi berhasil ditorehkan selama menjadi siswa Smudama. Ia juga turut mewakili Sulawesi Selatan dalam ajang olimpiade sains tingkat nasional pada tahun 2022 dan 20...