Langsung ke konten utama

Jangan Nanti, Tapi Sekarang

Dalam meretas kehidupan kita dibekali dengan durasi waktu yang sama, 24 jam. Waktu berjalan dan terus berputar pada detik dan menit yang sama. Tentunya setiap hembusan waktu akan tertakar berbeda-beda pada setiap orang. Namun, yang pasti rotasi itu akan berjalan dengan kuasa yang telah ditentukan.  Waktu tak akan menunggu untuk diperpendek atau diperpanjang. Dia tak akan berhenti dan tentunya tak akan terulang dengan posisi yang sama antara hari ini dan esok nantinya. Banyak dari kita yang mewarnai goresan waktu dengan kesia-siaan semata. 

Merengkuh dan mendekap waktu dengan posisi yang sama tapi tak memaksimalkan arti dan makna waktu yang seharusnya. Selalu menautkan bait waktu yang sama antara hari ini dan esok sehingga rotasinya sama dan menyalin tuturan yang sama pula kemarin dan hari ini. Namun,  diberanda yang berbeda, banyak dari kita yang sibuk mendendangkan waktu dengan memanfaatkan secara bijak. Menorehkan tinta positif akan setiap detik dan mengukir menjadi pusara kesuksesan bagi dirinya sendiri.

Waktu ibarat pedang, barang siapa yang menyia-nyiakan, maka kehancuran akan datang sebagai kristal penyesalan. Tidak ada rengkuhan sakit dan kebahagiaan tanpa irisan bait waktu yang bijak. Mereka yang menakar waktu sebagai hamparan untuk menorehkan kreativitas dan inovasi maka akan bertemu hasil yang indah. 

Sedangkan mereka yang masih bersandar pada posisi yang menguraikan waktu sebagai pilar untuk bersantai dan tidak mampu keluar dari zona yang sama, maka akhirnya sudah pasti akan bertemu pada bayang sama dengan posisi kemarin. Tidak ada perubahan yang tampak.

Maka bangkitlah dalam mengarungi kehidupan ini. Lihatlah dan maksimalkan waktu dengan untaian kebijaksanaan. Mulailah menjaring potensi yang telah diberkahi pada diri kita. Mulailah melakukan yang positif dengan menghidupkan sikap disiplin, komitmen dan memiliki nilai guna bagi sesama. 

Pada titik krusial, waktu tak akan memberimu peluang kala dia mulai jenuh melihat dirimu yang tak bersolek dengan paripurna untuk meniti kuasanya. Sebab yang membedakan antara pribadi yang produktif dan masih berkubang pada titik nyaman adalah mereka yang selalu mengebiri waktu dengan kata “masih ada waktu” atau “nanti saja”. 

Dan pada akhirnya, yang paling menyesal dalam berselancar di hamparan waktu adalah pribadi yang sama antara hari ini dan esok. Mari merangkai waktu dengan sulaman yang elok, sehingga dia tampil dengan apik dan elegan dalam menghargai dirimu esok nanti. Karena pribadi yang disipilin akan waktu mudah bertemu dengan kesuksesan dalam hidupnya. Karena mentalitas sukses akan dekat dengan rangkaian kreativitas dan inovasi dalam kehidupannya.

Penulis: Askarim
Editor: Faudzan Farhana
Ilustrator: Yati Paturusi
Gambar: canva.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Lagu Ribas Lelaki Yang Menangis

Lagu Ribas berjudul lelaki yang menangis dirilis tahun 2003. Lagu ini cukup populer di kalangan generasi 90-an. Penyanyi bernama lengkap Mohammad Ridha Abbas ini juga menyelipkan lirik berbahasa Bugis di antara lagunya. Sebagai putera kelahiran Pare-pare, Ribas nampaknya ingin mengeksplorasi budaya Bugis lewat syair yang ia tulis. Banyak yang penasaran dengan arti lirik Bugis tersebut. Apa maknanya? Simak penjelasan berikut. Arti Lirik Bugis La Ribas, mageni muterri Sierang iya de’na wengka usailaiko (Ribas, kenapa engkau menangis Sedang aku tak pernah meninggalkanmu) La Ribas, mageni muterri Sierang iya lona rewe, namo depa wissengi (Ribas, kenapa engkau menangis, sedang aku sudah mau pulang, namun aku belum tahu) Penjelasan Dalam Bahasa Bugis La adalah kata sandang untuk panggilan anak lelaki dan pada perempuan menggunakan kata (i) Contoh : La Baco (dia lelaki) dan I Becce (dia perempuan) Ko dan mu adalah klitika dalam dialeg Sulawesi Selatan yang artinya kamu Contoh : Usailak...

Peduli Itu Ada Aksi

Peduli itu ada aksi Bukan sekadar susunan diksi Penyemangat menyentuh hati Cuma berbasa-basi Ingin keadaan berubah lakukan usaha bukan mengkhayal dan berwacana saja berharap keajaiban dari Allah Kamu punya mimpi ajak kawan berdiskusi cari solusi ikut berkontribusi bukan cuma nunjuk jari berlagak bossy Peduli itu meluangkan waktu melakukan sesuatu ikut bantu Jaman sudah canggih Tinggal mainkan jemari Klik share, like, bantu promosi Aksi kecil tapi berarti Baca juga : Wahai Pengumbar Mimpi Penulis & Ilustrasi : Uli’ Why Gambar : yukbisnis.com

Qinan Rasyadi, Sabet Juara & Kejar Cita-Cita Lewat Kimia

Cita-cita boleh berubah, tapi usahanya harus tetap sama. Dulu pengen jadi pengusaha, sekarang “ engineer ” di depan mata. *** Muhammad Qinan Rasyadi, pemuda asal Makassar kelahiran 2006 ini baru saja lulus SMA. Dalam acara penamatan siswa yang digelar secara hybrid di Ruang Saji Maccini Baji, Kompleks SMAN 5 Gowa (Smudama) pada Rabu (22/05/2024), Qinan diganjar penghargaan Sakura Prize . Sakura Prize adalah penghargaan tahunan berupa plakat dan beasiswa tunai dari alumni Smudama Jepang. Serupa dengan Sakura Prize tahun 2022 dan 2023, tahun ini pun beasiswanya Rp. 3.000.000. Awalnya berseragam putih abu-abu, Qinan harus menjalani sekolah online selama satu semester di tengah pandemi Covid-19 . Baru pada Januari 2022, ia masuk asrama Smudama. Sekolah offline rupanya membuat Qinan makin giat belajar. Sejumlah prestasi berhasil ditorehkan selama menjadi siswa Smudama. Ia juga turut mewakili Sulawesi Selatan dalam ajang olimpiade sains tingkat nasional pada tahun 2022 dan 20...