Langsung ke konten utama

Kenangan Bersama Naruto

Penggemar anime siapa yang tidak tahu Naruto? Tokoh anime yang bercita-cita menjadi Hokage (pemimpin Desa Konoha). Naruto digambarkan sebagai sosok yang gigih memperjuangkan mimpinya, walaupun banyak yang meragukan kemampuannya. 

Saya pertama kali membaca kisah Naruto dari komik saat di SMUDAMA, sebelum sekuel serialnya muncul di televisi. Saya pun sudah lupa siapa pemilik komik ini.

Seperti lazimnya sekolah berasrama, budaya pinjam meminjam bacaan dari teman ini sangat lumrah. Ini membantu kami para siswa yang uang jajannya tidak cukup untuk membeli buku bacaan tambahan selain buku sekolah.

Tentu saja pinjam meminjam ini mengajarkan kesabaran, karena harus menunggu antrean. Kata “sudahmu, nah” akan menjadi kata yang ikut bersahut-sahutan demi mendapatkan giliran membaca buku yang sedang viral kala itu. Begitu pun komik Naruto ini, dia akan berkelana keliling asrama terlebih dulu, bahkan bisa jadi lintas asrama ataupun lintas angkatan sebelum kembali ke pemiliknya. Mudah-mudahan kembali ke pemiliknya.

Di saat banyak siswa perempuan mengidolakan Sasuke Uchiha yang ganteng atau Gara yang cool, entah mengapa sosok Naruto yang ceroboh begitu membekas di hati. Mungkin saya merasa ada kesamaan dengannya. Dibesarkan dengan begitu banyak luka pengasuhan dan keterbatasan, namun mempunyai mimpi-mimpi yang tinggi.

Pernah sekali saya membaca komiknya dan meneteskan air mata, ikut merasakan kesedihan seorang Naruto. Namun dia selalu menutupinya dengan tertawa. Teman di sebelahku heran melihatku dan bertanya, “apanya sedih di Naruto?”

Begitulah SMUDAMA menjadi wadah untuk mengenal tokoh komik ini. Semangat tokoh Naruto menuntut ilmu dan meraih mimpinya menular ke saya sebagai pembaca kala itu. Sekarang komik ini bagiku hanya sebuah kenangan saja, tergantikan oleh kisah-kisah superhero yang nyata.

Baca juga : Komik, Nostalgia, dan Budaya Literasi

Penulis : Fajri
Gambar : Gossipshub.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Lagu Ribas Lelaki Yang Menangis

Lagu Ribas berjudul lelaki yang menangis dirilis tahun 2003. Lagu ini cukup populer di kalangan generasi 90-an. Penyanyi bernama lengkap Mohammad Ridha Abbas ini juga menyelipkan lirik berbahasa Bugis di antara lagunya. Sebagai putera kelahiran Pare-pare, Ribas nampaknya ingin mengeksplorasi budaya Bugis lewat syair yang ia tulis. Banyak yang penasaran dengan arti lirik Bugis tersebut. Apa maknanya? Simak penjelasan berikut. Arti Lirik Bugis La Ribas, mageni muterri Sierang iya de’na wengka usailaiko (Ribas, kenapa engkau menangis Sedang aku tak pernah meninggalkanmu) La Ribas, mageni muterri Sierang iya lona rewe, namo depa wissengi (Ribas, kenapa engkau menangis, sedang aku sudah mau pulang, namun aku belum tahu) Penjelasan Dalam Bahasa Bugis La adalah kata sandang untuk panggilan anak lelaki dan pada perempuan menggunakan kata (i) Contoh : La Baco (dia lelaki) dan I Becce (dia perempuan) Ko dan mu adalah klitika dalam dialeg Sulawesi Selatan yang artinya kamu Contoh : Usailak...

Peduli Itu Ada Aksi

Peduli itu ada aksi Bukan sekadar susunan diksi Penyemangat menyentuh hati Cuma berbasa-basi Ingin keadaan berubah lakukan usaha bukan mengkhayal dan berwacana saja berharap keajaiban dari Allah Kamu punya mimpi ajak kawan berdiskusi cari solusi ikut berkontribusi bukan cuma nunjuk jari berlagak bossy Peduli itu meluangkan waktu melakukan sesuatu ikut bantu Jaman sudah canggih Tinggal mainkan jemari Klik share, like, bantu promosi Aksi kecil tapi berarti Baca juga : Wahai Pengumbar Mimpi Penulis & Ilustrasi : Uli’ Why Gambar : yukbisnis.com

Qinan Rasyadi, Sabet Juara & Kejar Cita-Cita Lewat Kimia

Cita-cita boleh berubah, tapi usahanya harus tetap sama. Dulu pengen jadi pengusaha, sekarang “ engineer ” di depan mata. *** Muhammad Qinan Rasyadi, pemuda asal Makassar kelahiran 2006 ini baru saja lulus SMA. Dalam acara penamatan siswa yang digelar secara hybrid di Ruang Saji Maccini Baji, Kompleks SMAN 5 Gowa (Smudama) pada Rabu (22/05/2024), Qinan diganjar penghargaan Sakura Prize . Sakura Prize adalah penghargaan tahunan berupa plakat dan beasiswa tunai dari alumni Smudama Jepang. Serupa dengan Sakura Prize tahun 2022 dan 2023, tahun ini pun beasiswanya Rp. 3.000.000. Awalnya berseragam putih abu-abu, Qinan harus menjalani sekolah online selama satu semester di tengah pandemi Covid-19 . Baru pada Januari 2022, ia masuk asrama Smudama. Sekolah offline rupanya membuat Qinan makin giat belajar. Sejumlah prestasi berhasil ditorehkan selama menjadi siswa Smudama. Ia juga turut mewakili Sulawesi Selatan dalam ajang olimpiade sains tingkat nasional pada tahun 2022 dan 20...