Langsung ke konten utama

TV Asrama Menyala Sendiri Tanpa Penonton

Ini bukan cerita horor mengenai TV seperti kebanyakan cerita-cerita yang berkembang di luar sana. Misal TV nyala sendiri tanpa dinyalakan, TV di luar sana jalan-jalan sendiri cari camilan. Hehehe bercanda.

Cerita ini lebih ke perilaku manusia yang menyalakan TV tapi lupa mematikannya, atau bisa juga dikatakan TV yang menonton dirinya sendiri. Terkadang kasihan bahkan miris melihatnya. Tapi itulah TV asrama yang sering, bahkan selalu saya amati di asrama. Bukan karena khawatir boros listrik dan takut TVnya rusak. Tapi ada hal yang bisa menjadi pelajaran penting bahkan patut dicontoh dari hal ini.

Kejadian ini biasa terjadi ketika musim musim sibuk belajar menjelang ujian, atau musim olimpiade. TV itu nyaris tanpa penonton. Padahal di hari-hari biasa, di Asben selalu ramai dengan tayangan Spongebob dan program tv lainnya.

Penonton setia TV yang kuamati justru sibuk di meja belajar dan di sudut-sudut sekolah. Mereka belajar untuk mengejar impian, mempersiapkan masa depan, mengukur prestasi yang membanggakan bagi keluarga, sekolah, bangsa dan negara. Tidak lupa pula teman-teman lain pun ikut bangga dan termotivasi akan semangat itu. Karena hal baik itu menular.

Tanpa disuruh pun kawan-kawan ini meninggalkan tontonan tv. Yang mungkin, oleh sebayanya di luar sana bisa saja malah menonton dari pagi, siang, hingga malam. Tapi itu lah salah satu hal yang membuat saya “bangga,” bukan pada diri sendiri tentunya tapi pada teman-teman. Karena mereka, atmosfer belajar di SMUDAMA itu bisa dikatakan luar biasa. Belajar keras tanpa perintah guru sekalipun dan sangat kompetitif.

Kini, setiap kali melihat tayangan TV, bukan cuma Spongebob, tapi apa saja, saya pun selalu teringat akan atmosfer itu.

Keterangan :
Atmosfer: suasana
Asben: nama asrama putra di SMUDAMA

Penulis : Muhammad Fadli a.k.a Omer
Editor & Ilustrasi : Faudzan Farhana
Gambar : Canva

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Lagu Ribas Lelaki Yang Menangis

Lagu Ribas berjudul lelaki yang menangis dirilis tahun 2003. Lagu ini cukup populer di kalangan generasi 90-an. Penyanyi bernama lengkap Mohammad Ridha Abbas ini juga menyelipkan lirik berbahasa Bugis di antara lagunya. Sebagai putera kelahiran Pare-pare, Ribas nampaknya ingin mengeksplorasi budaya Bugis lewat syair yang ia tulis. Banyak yang penasaran dengan arti lirik Bugis tersebut. Apa maknanya? Simak penjelasan berikut. Arti Lirik Bugis La Ribas, mageni muterri Sierang iya de’na wengka usailaiko (Ribas, kenapa engkau menangis Sedang aku tak pernah meninggalkanmu) La Ribas, mageni muterri Sierang iya lona rewe, namo depa wissengi (Ribas, kenapa engkau menangis, sedang aku sudah mau pulang, namun aku belum tahu) Penjelasan Dalam Bahasa Bugis La adalah kata sandang untuk panggilan anak lelaki dan pada perempuan menggunakan kata (i) Contoh : La Baco (dia lelaki) dan I Becce (dia perempuan) Ko dan mu adalah klitika dalam dialeg Sulawesi Selatan yang artinya kamu Contoh : Usailak...

Peduli Itu Ada Aksi

Peduli itu ada aksi Bukan sekadar susunan diksi Penyemangat menyentuh hati Cuma berbasa-basi Ingin keadaan berubah lakukan usaha bukan mengkhayal dan berwacana saja berharap keajaiban dari Allah Kamu punya mimpi ajak kawan berdiskusi cari solusi ikut berkontribusi bukan cuma nunjuk jari berlagak bossy Peduli itu meluangkan waktu melakukan sesuatu ikut bantu Jaman sudah canggih Tinggal mainkan jemari Klik share, like, bantu promosi Aksi kecil tapi berarti Baca juga : Wahai Pengumbar Mimpi Penulis & Ilustrasi : Uli’ Why Gambar : yukbisnis.com

Qinan Rasyadi, Sabet Juara & Kejar Cita-Cita Lewat Kimia

Cita-cita boleh berubah, tapi usahanya harus tetap sama. Dulu pengen jadi pengusaha, sekarang “ engineer ” di depan mata. *** Muhammad Qinan Rasyadi, pemuda asal Makassar kelahiran 2006 ini baru saja lulus SMA. Dalam acara penamatan siswa yang digelar secara hybrid di Ruang Saji Maccini Baji, Kompleks SMAN 5 Gowa (Smudama) pada Rabu (22/05/2024), Qinan diganjar penghargaan Sakura Prize . Sakura Prize adalah penghargaan tahunan berupa plakat dan beasiswa tunai dari alumni Smudama Jepang. Serupa dengan Sakura Prize tahun 2022 dan 2023, tahun ini pun beasiswanya Rp. 3.000.000. Awalnya berseragam putih abu-abu, Qinan harus menjalani sekolah online selama satu semester di tengah pandemi Covid-19 . Baru pada Januari 2022, ia masuk asrama Smudama. Sekolah offline rupanya membuat Qinan makin giat belajar. Sejumlah prestasi berhasil ditorehkan selama menjadi siswa Smudama. Ia juga turut mewakili Sulawesi Selatan dalam ajang olimpiade sains tingkat nasional pada tahun 2022 dan 20...