Sebagian rekan saya mengatakan bahwa menulis itu susah dan ia menempatkan dirinya pada golongan yang tak dapat menulis. Kondisi ini sepertinya juga dialami oleh banyak orang. Benarkah demikian? Atau mereka hanya belum tahu cara memulai? Saya pribadi, jika kembali membaca tulisan lama, terbesit rasa malu, betapa bodohnya saya saat itu (walaupun sampai sekarang masih demikian). Pikiran menerawang akan rendahnya wawasan kala itu. Mata tak henti berkedip seirama senyum kecut yang mengembang sebagai respon rendahnya imajinasi masa lalu. Menerawang jauh sebelum memiliki keberanian untuk menulis di berbagai media, saat masih duduk di bangku sekolah. Pertanyaan yang kadang timbul, kenapa nilai bahasa Indonesia saya jelek ya? Lebih mudah mendapatkan nilai tinggi pada pelajaran IPA. Hal ini kemudian berakhir dengan kesimpulan bodoh. Hanya anak mading sekolah dan pengurus perpustakaan yang akan mendapatkan nilai yang bagus. Sebuah kenaifan masa lalu yang menyalahkan guru karena hasil tak sesuai ...